Drama dengan genre saeguk adalah drama yang paling saya sukai. Hal ini karena saya mulai benar-benar menggemari  drama Korea setelah menonton Dae Jang Geum.

Awalnya, saya tertarik drama ini karena lagi-lagi Jee Jin Hee bermain sebagai aktor utama seperti halnya di drama Dae Jang Geum. Entah kenapa, saya suka penampilannya dengan jenggot dan kumisnya itu, terkesan lebih manly. Soalnya ada beberapa aktor Korea yang menurut saya terlalu jaim dan pesolek. Sudah, kita lewati yang itu.

Waktu nonton Dong Yi ini saya sudah mengenal pemain Dong Yi kecil dan dewasa (Kim Yoo Jung & Han Hyo Joo). Mereka berdua ini sama-sama menjadi satu orang yang sama pula di Iljimae. Kim Yoo Jung sebagai Eun Chae kecil dan Han Hyo Joo sebagai Eun Chae dewasa. Waktu itu, saya senang betul, lho, soalnya memang sekitar akhir tahun 2010 saya mulai suka drama Korea. Itupun hanya drama bergenre saeguk dan romantic comedy.


Eun Chae kecil - Eun Chae dewasa (Iljimae 2008)

Dong Yi kecil - Dong Yi dewasa (Dong Yi 2010)
Jujur saja, awal menonton masa lalu kehidupan Dong Yi cukup membosankan menurut saya. Episode 1-4 saya tonton dengan cara skip-skip adegan yang membosankan. Di episode 6 saya mulai benar-benar tertarik meneruskan drama ini. Bagaikan candu, Dong Yi membuat saya tak rela berhenti menontonnya.

Waktu itu Dong Yi belum tayang di Indosiar. Jadi, ya saya unduh dari salah satu laman milik orang Turki. Belum tahu ada yang namanya IDWS apalagi internet di tahun segitu mahal dan lemot. Untuk ukuran mahasiswa kayak saya rasanya bikin stres (tolong hentikan kalkulasi usia saya di otak kalian).

Balik ke Dong Yi. Ada apa sebenarnya di episode 6 sehingga drama ini menjadi candu bagi saya? Ada yang tahu? Tentu saja! Karena di sini Dong Yi memanjat punggung Raja Sukjong yang saat itu Dong Yi tahu hanyalah seorang jaksa wilayah.

Dong Yi episode 6 - saat Dong Yi memanjat punggung Raja Sukjong

Sinopsis sedikit dulu ya. Drama ini menceritakan seorang budak istana yang bekerja di Biro Musik Istana bernama Dong Yi. Ia berambisi masuk istana untuk mencari seorang gadis dari masa lalu yang kemungkinan berhubungan dengan kematian ayah dan kakaknya karena difitnah. Sampai beberapa kejadian mengantarkan Dong Yi menjadi seorang dayang istana dan berakhir sebagai selir dari Raja Sukjong. Intrik politik, unsur romantika, komedi, budaya, terutama unsur sejarah tidak lepas dari drama ini. Beberapa hal mungkin memang tidak terlalu mengikuti sejarah.

Banyak yang mengira menonton drama saeguk episode panjang seperti ini membuat pegal karena banyak intrik politiknya. Ih, siapa bilang? Justru saya jatuh cinta sama drama ini karena unsur romantisnya yang bikin meleleh.

Misalnya saja, adegan dramatis pertemuan Raja Sukjong dan Dong Yi setelah sekian lama Dong Yi menghilang. Saat itu jugalah Raja Sukjong dan Dong Yi memahami perasaan mereka terhadap satu sama lain.

Dong Yi Eps 28

Saya senang dengan penampilan Jee Jin Hee sebagai Raja Sukjong dan bagaimana aktingnya dengan rasa cintanya yang berbeda antara Jang Ok Jeong dan Dong Yi.

Misalnya di episode 10: Perkataan Raja Sukjong pada Selir Jang saat Selir Jang dituduh bersalah.

"Aku mengerti tentang dirimu, harga diri yang kaupunya takkan membuatmu melakukan hal pengecut seperti ini. Tapi, aku adalah Raja. Sebagai seorang lelaki aku mempercayaimu. Tapi sebagai seorang Raja di negeri ini, aku harus percaya pada bukti yang ada."

Lalu di episode 43: Perkataan Raja Sukjong pada Dong Yi, saat Dong Yi disudutkan telah membantu pimpinan pemberontak yang memang teman masa kecilnya.

"Aku tidak peduli aku Raja. Aku tidak peduli semua itu. Aku hanya ingin melindungimu"... "Dong Yi, aku tidak akan menyerahkan dirimu. Tolong izinkan aku menutupi semuanya."

Tuh, bedanya cinta Raja Sukjong pada Jang Ok Jeong dan Dong Yi. Ini juga yang membuat Selir Jang membakar rasa cintanya pada Raja Sukjong menjadi rasa dendam.

Menikmati keenam puluh episode drama Dong Yi tidak akan menjemukan dan tentunya akhir drama ini juga ditutup dengan lumayan manis. Sampai sekarang, saya sangat menantikan MBC dapat membuat drama saeguk (dengan episode panjang) seperti ini lagi, membekas di hati dan membakar jiwa, tsah...

Comments (0)